Rabu, 10 Juli 2013

Untuk Seseorang Yang Kusebut IBU



Cerpen Ini di buat untuk  #14DaysOfInspirations
Hari ke 2
Oleh: Putri Utami.S.
Username Twitter @Put3Rena_Grasti
Email Putrie_Filand@yahoo.co.id


Tuhan pasti memberikan jalan kepada hambanya yang sedang mempertahankan hubungan nya,walaupun pada kenyataan nya banyak yang mengatakan tak perlu lagi ada yang di pertahankan.Tapi,tuhan punya jalan.


Cuaca di kota bandung sangat cerah hari ini,tapi sepertinya perasaan ku tidak sama dengan Bandung hari ini.
Pelupuk di mataku mungkin sudah merasa bosan dengan aliran mata yang terus saja mengalir hingga pipi.Dan tangan ku pun sudah lelah untuk menghapusnya.
“Sejahat-jahatnya manusia,sekejam-kejamnya dia memperlakukan mu..Ga kan ada manusia yang suka mendengar seseorang menjelek-jelekkan ibunya.Walaupun,yang di katakan orang itu benar tentang ibunya.Apalagi kamu belum pernah bertemu ibunya dan kenal dengan ibunya.....”Tika mulai menceramahiku hari itu.
Aku sadar kalau aku salah.Namun,aku muak dengan semua kebohongan-kebohongan baru yang heru ucapkan kepadaku.
“Lantas...sekarang aku mesti bagaimana?”Tanyaku pada tika.
“Lupakan heru....Lupakan dia,dan lupakan semuanya..Anggap itu adalah sebuah pelajaran berharga buatmu,supaya di kemudian hari jika kamu bertemu dengan lelaki yang mencintaimu,kamu juga harus mencintaiu ibunya.Sejahat atau sekejam apa ibu lelaki yang kamu cintai.Kamu harus siap dan belajar sabar..Seperti halnya aku gin..”Jawab tika.
Aku tahu,apa yang dikatakan tika memang benar.
Aku tahu sekarang ini pun,tika sedang berada di posisi yang lebih sulit dari ku.Mencintai laki-laki  dan harus menerima ibu nya yang banyak menuntut.Menuntut agar anaknya mendapatkan calon istri yang diidamkan ibunya.
Tapi,aku bukanlah Tika.Aku Gina.
Aku bukanlah perempuan sabar yang dengan ketabahan nya bisa menerima perlakuan dan perkataan orang tuanya pras (Pacar Tika).Terkadang aku sering ikut merasa jengkel dengan ibunya pras walau aku belum pernah bertemu dengan ibunya.

~’~
“Apa Tik....Ibunya pras menganggap kamu itu Cuma keset bekas....”Ucapku dengan nada tinggi di telepon.
Terdengar isak tangis di ujung sana.
Sebenarnya aku ingin mengucapkan sumpah serapahku hari itu.Namun,aku tahu kalau sekarang yang di butuhkan Tika Cuma kekuatan ucapan dari ku untuk selalu mengatakan “Sabar ya tik,sabar...”Walau aku tahu kesabaran itu akan berlangsung sampai kapan.

Hari itu,Tika berulang tahun yang ke 27.Dimana,bagi seorang wanita seperti Tika.27 tahun adalah umur kematangan untuk melanjutkan sebuah hubungan ke jenjang pernikahan.Aku tahu,hubungan Tika dan pras memang baru di hitung dengan jari.Namun,kesiapan yang matang bagi mereka berdua untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan itu adalah hal yang paling berat.Saat dimana perempuan yang membesarkan pras selama 30 tahun tidak menyetujui hubungan mereka.
“Pras di jodohkan dengan perempuan lain....”
Tika memelukku sambil terisak dalam tangis.
“Aku lelah gin,aku lelah...”

Ternyata perempuan sesabar tika juga bisa lelah.Aku tak tahu mesti berbuat apa saat ini.Yang ku tahu Cuma Tuhan pasti memberikan jalan kepada hambanya yang sedang mempertahankan hubungan nya,walaupun pada kenyataan nya banyak yang mengatakan tak perlu lagi ada yang di pertahankan.Tapi,tuhan punya jalan.
Karena manusia yang berusaha pasti akan mendapatkan buah dari usahanya itu.Walau aku tak pernah tahu seperti apa buah usaha yang akan di dapat tika nantinya.

~``~
“Kamu darimana tik?”Tanyaku saat kulihat tika menaruh sepeda di depat pintu kost ku.
“Tadi,aku habis membagi-bagikan kotak nasi ke anak jalanan”jawabnya.
Aku melihat ke arah tika dengan mimik sedikit bingung.
“Aku kan ulang tahun kemarin gin,dan aku ingin ulang tahun aku yang sekarang berbeda dari yang biasanya.Aku tahu akhir-akhir ini aku banyak masalah,dan masalah itu masih menyangkut dengan satu pokok bahasan,yaitu pras”
Aku menggenggam tangan tika.Dia melihat ku dengan senyum lembutnya.
“Masalah ini membuat aku semakin lebih dewasa gin,aku ga tahu akan bagaimana nantinya hubungan ku dengan pras yang semakin rumit.Aku harus sabar dan sangat sabar menghadapi semuanya.Terutama tekanan keluargaku juga ibu pras”
“Kamu pasti bisa melewati masalah tik,pasti....”Aku merangkul tika.Aku tahu kalau ucapan ku tidak akan dengan mudahnya merubah masalah tika menjadi kata selesai.Tapi,setidaknya aku ingin menjadi sahabat sekaligus penguat untuk tika saat ini.Saat dimana pegangan yang dia butuhkan Cuma cinta yang tulus dari sahabatnya,seperti kekuatan doa juga dari aku.

~``~
“Aku ingin bertemu kamu”Aku mulai mengirim pesan singkat ke heru.

3 Jam kemudian,aku dan heru bertemu di mokko coffe.Tak ada yang berubah dari heru.Gaya bicaranya dan semua yang sebenarnya muak untuk aku ingat akhir-akhir ini.

“Gin,banyak yang berubah dari kamu...”
Aku tidak memperdulikan ucapan heru hari itu.Yang aku tahu,kalau hari ini aku harus menyelesaiakan sesuatu yang berapa bulan yang lalu mengganjal di hatiku hingga sekarang.
“Waktu yang berubah her,kita kan sudah 8 bulan tidak bertemu”Jawabku sambil menikmati secangkir mocca cofee kesukaan ku.
Aku masih mengingat detik demi detik perpisahan kami waktu itu.Saat dimana aku mulai membuka semua apa yang aku ketahui dan yang aku tutupi selama ini tentang nya.
Aku memang malas berdebat dengan heru.Apalagi saat itu aku memang mencintainya melebihi mencintai diriku sendiri.Saat dimana hatiku jatuh dan terjungkal,namun kembali bisa bertahan untuk tetap bertahan mencintai heru.
Bertahan memperjuangkan cinta ku,dan heru sama sekali seeprti tidak ingin diperjuangkan.

“Aku minta maaf...”Ucapku sambil sedikit menahan agar air mata ku tak menetes di depan heru.Aku memang tidak ingin dianggap lemah oleh heru saat ini,walau sebenarnya aku lemah.
“Aku sudah maafin kamu gin....”Dia berucap seakan-akan perbuatan dia selama ini sama sekali tidak salah,seakan-akan akulah pihak yang wajib di persalahkan atas semua kejadian hubungan kami.
Rasanya tidak adil,jika aku dipersalahkan.Padahal dia yang bersalah menurut ku.Tapi,kembali lagi...Tak kan ada manusia yang mau dipersalahkan.

“Aku minta maaf kepada ibumu...”Ucapan ku terhenti sesaat.
Aku ingat saat aku dengan sok paling tahu menghina ibunya di sms saat itu.Saat dimana dia menceritakan tentang perjodohan nya,tentang alasan dia berselingkuh dari karin (Pacarnya).
Yah,aku memang selingkuhan heru.Aku menjadi selingkuhan heru hampir 3 tahun.Aku pikir Cuma aku,dan hanya aku selingkuhan nya.Hanya aku yang dia peluk setelah karin.Tapi,ternyata masih ada rini,sisca,mela,farah,dan entah berapa banyak wanita yang termakan semua kebohongan heru.
“Maaf...Aku sudah membawa ibumu dalam permasalahan kita..”Rasanya aku sudah tidak bisa meneruskan kata-kata lagi.
Aku meninggalkan heru saat itu.Aku tinggalkan dia tanpa sedikitpun ucapan terakhir selain permintaan maaf untuk ibunya.

~``~
“Tidak ada seorang anak pun yang rela ibunya di hina,dan tak ada seorang ibu yang tidak menginginkan anaknya bahagia”.
Kata-kata tika yang masih terngiang di telingaku saat ini.
Aku membenarkan ucapan tika,aku membenarkan perbuatan tika.Walau saat ini hati tika hancur,namun dia berusaha tetap kuat menerima perlakuan calon ibu mertuanya yang sangat mencintai pacarnya.Dan tika dia percaya kalau hati seorang ibu,perlambat akan luluh dengan sendirinya.
Aku juga sekarang belajar untuk lebih mengerti kalimat itu.Dengan meminta maaf kepada ibu heru,walau tidak secara langsung.
Walau tidak secara langsung juga,Aku pernah menyakiti hati heru dengan menghina ibunya sebagai seorang ibu yang matrealistis.
Dan semestinya,sebagai seorang perempuan.Aku tidak berhak untuk menghina perempuan juga,apalagi ia adalah ibu dari kekasihku.
“Bagaimanapun juga,nantinya aku akan menjadi seorang ibu” Batinku terus saja mengatakan ini.
Namun setidaknya ada rasa lega dalam hati ku.
Walaupun hubungan aku dan heru kandas.Namun,setidaknya aku tidak meninggalkan hal yang buruk di akhir hubungan kami.
Dengan berani mengaku salah dan meminta maaf.
Aku memeluk bingkai foto mama.Aku memang tidak pernah di besarkan oleh mama.Tapi,aku yakin mama duluh sayang aku,sebelum akhirnya mama pergi menemui tuhan untuk selama lamanya.
“Ma.....Mama doain aku yah,supaya aku dapat kekasih dunia akhirat,dan mendapat mertua seperti mama nantinya..”
Mataku mulai terpejam,dan berharap malam ini aku bisa bertemu mama,walau hanya dalam mimpi.
Dan di sana setidaknya mama bangga mempunyai anak yang mau mengaku salah dan meminta maaf.

**Tulisan ini di persembahkan untuk sahabatku Yuvita dwi putri.
Semoga kamu segera mendapat restu yah sayang :* :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar