Jumat, 26 Juli 2013

Saat Aku Meragu (Cerpen)



“.....Aku yang telah membiarkan rasa itu tumbuh dan tumbuh.Aku yang telah menumbuhkan cinta di dalam hati itu.Kini harus kusadari ku tlah menjadi milikmu....”
(Seventeen-Saat Kau Temukan Aku)


Ternyata mempertahankan itu tidak semudah mendapatkan.Terkadang ada rasa lelah dengan semua yang berjalan di atas garis normal.Kadang juga rasa takut menyelimuti diri dalam kesendirian.Takut akan kandasnya hubungan ,takut dengan perpisahan,takut kehilangan.
Jujur,aku paling phobia dengan hal yang bernama “Kehilangan”.Mungkin karena kehilangan membuat aku merasa jerih payah yang aku lakukan selama ini akan menjadi sia-sia belaka.

Berfikir positif!!!!
Saat aku sedang dalam ketakutan akan kehilangan,justru pikiran negatiflah yang timbul.
Malam itu kamu meyakinkan diri ku.Matamu yang sayu dan penuh kejujuran menatap ke arah dua bola mataku.Aku biarkan beberapa detik kita saling menatap.Dan kemudian kita kembali melihat ke arah langit,Langit hitam dan pekat tanpa adanya sinar bulan.
“Langit aja tanpa bulan seperti tidak bahagia untuk di lihat,Gelap” ujarku.
“Ken,aku tahu kamu perasaan kamu kaya gimana.Aku juga berat ken.Ini untuk masa depan kita” Ujarmu.
“Kita...?Bukan kita tapi kamu.Kamu kan yang menginginkan semua ini.Beasiswa ini.Kamu ga pernah cerita sama aku,kalau kamu akan daftar beasiswa S2 ke luar negeri.Bukan nya kamu bilang kalau ga ada yang perlu ditutupi lagi dalam hubungan kita.Tapi apa?” Kataku kepada Rico pacarku.
Rico tak berucap satu kalinat pun.Entahlah mungkin dia merasa bersalah dengan keputusan nya ini atau dia sebenarnya lebih menyalahkan ucapan ku dan tidak ingin berdebat lagi dengan ku.

**
“Ken,kamu ga nganter rico ke bandara” Tanya satria saat aku sedang makan siang di kantin.
Aku diam sambil asik mengunyah makanan.
“Niken,kamu tuh dewasa dikit napa sih.Rico itu kesana juga karena dia mau mengejar impian nya,bukan mau mengejar jodohnya.”
“Ken,maaf aku bilang begini bukan karena aku itu kakak kandungnya rico.Tapi,karena aku tahu bagaimana Rico.Dia adik aku,aku tahu kalau dia sangat sayang sama kamu.”
Aku menatap ke arah satria.Aku menangis.
“Sat,kamu tahu.Aku ga bisa ga nangis ngeliat rico pergi,dan aku ga mau dia berat melangkahkan kakinya ke sana Cuma karena ngeliat aku nangis” Ucapku sambil menghapus airmata ku yang menetes hingga ke pipi.
“Tapi,kamu ikhlas kan ken?” Tanyanya lagi.
Aku mengangguk ringan.Ada perasaan didalam dadaku yang tidak aku mengerti.Antara “Iya “dan “Tidak” Yang menggantung entah sampai kapan.

**
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat,sudah seminggu rico pergi ke luar negeri untuk melanjutkan study S2 nya.
Rico terlahir cerdas dalam nilai akademik.Aku mengenal rico,karena dia adalah adik dari teman kerjaku,Satria.Umurku dan rico terlampau cukup jauh.Aku yang lebih tua dan lebih mapan bahkan lebih berpengalaman dibandingkan dia.
Awalnya,satria juga tidak merestui hubungan kami.Karena menurut satria, rico termasuk anak yang man.,dan aku adalah perempuan pekerja keras yang susah untuk di atur.
Namun sepertinya cinta kami berdua tidak bisa dipisahkan oleh apapun.layaknya karang yang tak bisa hancur di terjang ombak.Kami tetap berdiri bersama dan tetap berhubungan,bahkan kami berencana akan melanjutkan hubungan ini ke arah yang lebih serius.
“Awas loh,kalau adek guwe yang unyu-unyu itu lo sakitin,nyet” Canda satria waktu itu.
Aku Cuma tertawa membalas candaan satria.
“Tapi,emang yah sat.Punya cowok yang dibawah umur itu menyenangkan.Gampang di kibulin,bisa di marah-marahin,bisa guwe suruh-suruh..” Ujarku
“Gila lo!!!!Lo pikir ade gue itu babu apa?.Tuh kan bener,guwe udah bisa mikir otak penjahat dan otak kotor lo”
Aku tertawa mendengar ucapan satria.”Horor banget si pikiran lo.Kalau guwe punya otak kriminal.Guwe udah perkosa lo kali kali kapan gitu.Karena kayanya lo menggiurkan buat gue nikmati.”

‘Dasar Sakit jiwa” Satria menggeleng-geleng sambil melempar ku dengan gulungan kertas.

“Nyet,kenapa lo.Kangen ama rico ya” Satria mengagetkan lamunan ku.Aku Cuma tersenyum ke arah mejanya.
Satria mendekatiku dan duduk di atas meja kerjaku.
“Emang rico belum telepon elo”
Aku menggeleng.
“Ya udah,lo yang sabar yah.Mungkin rico belum ada waktu aja buat nelepon lo.Lo kan juga tahu ken,dia mesti beradaptasi dengan lingkungan dan dunia barunya.Nelepon nyokab guwe juga malem banget.Sekarang aja tuh anak lagi molor kali.Disana lagi malem-malemnya ini” Satria mencoba menghiburku.

**
Barulah dua minggu kemudian rico mengabari aku.Itupun hanya lewat pesan inbox facebook.Namun bagiku itu saja sudah cukup.Yang terpenting dia masih ingat aku.

“Nyet,ke toko buku yuk?” Satria mengajak ku saat aku sedang membereskan kertas-kertas di meja kerja.
“Ngapain?”
“yah nyari buku lah,masa nayari brondong” Ujar satria.
“Buku apaan ya?Guwe lagi malas baca tau” Aku sedikit malas dengan ajakan satria.
“Buku tentang  Long distance” Ujar satria.
Satria menganggukkan kepalanya.
“Ya udah deh,walau terpaksa” Ujarku sambil senyum.
“Nah gitu dong” Satria merangkul aku.Kita keluar dari ruangan sambil saling merangkul.Orang yang melihat kitapun pasti mengira kita adalah sepasang kekasih.
“Eh nyet,kira-kira kalau lu udah kawin sama adek guwe.Dia bolehin guwe rangkulin elo gini gak yah?” Satria nyengir dengan genitnya.
“Emang lo ga tau yah,guwe kan da kawin ama adek lo.Mangkanya lo kali-kali ikutin kemana guwe dan ade lo pergi.Jadi,lo tau kita ngapain aja.” Jawabku.
“Dasar cewek pengenan lo” Ujar satria sambil melepas rangkulan nya.Dan kita berdua sama-sanma masuk ke dalam mobil satria.


**

Aku menjatuhkan tubuhku ke ranjang sepulang dari toko buku.Aku ambil plastik belanjaan buku yang aku beli tadi bersama satria.
2 Buku pilihan satria.Karena memang dia yang membelikan buku itu buat ku.
1 Buku primbon,kerena menurut satria aku cocok baca buku itu.Biar setiap kali aku bermimpi bisa liat tafsir mimpi nya juga.
Dan 1 Buku lagi adalah bukunya dewi lestari berjudul Rectoverso.
Aku membaca halaman paling pertama yang ada di pinggir pertama covernya
“Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan mengobarkan nya dengan sembrono.Mereka yang tidak paham energi cinta akan meledakkan nya dengan sia-sia”
“Menarik juga nih buku”Batinku.

**
“Mbak niken kan?”Seorang laki-laki muda menyapaku.
“Iya..Maaf siapa ya?” Aku benar-benar tidak mengenali laki-laki muda ini,sepertinya dia adalah salah satu karyawan magang baru di bagian marketing di tempat aku bekerja juga.
“Aku heri mbak,mbak masih inget ga?Kita pernah bertemu di acara reunian SMA nya aku,SMA NYA Rico”
Aku baru ingat.Laki-laki muda ini adalah teman SMA nya Rico.Aku pernah di ajak Rico ke acara reunian SMA nya.
“Oh ya,maaf aku lupa..” Aku mulai menyalami laki-laki muda yang bernama heri itu.
“Ga nyangka ternyata mbak ini asisten mananger di kantor ini.Pantes rico bangga banget punya pacar mbak.cantik dan punya karier oke,juga ga sombong”Ujarnya.
“Apa yang mesti disombongin mas,tooh kita sama-sama karyawan di sini.sama-sama bekerja dengan orang.Sama-sama cari upah dan gaji juga” Jawabku di irngi dengan senyuman.
Aku segera kembali keruangan ku.entah kenapa ucapan tentang “Betapa beruntungnya rico mempunyai kekasih seorang mananger malah membuat aku sedikit tidak mengenakkan hati.

“Cepat pulang,Cepat kembali jangan pergi lagi.Firasatku ingin kau tuk cepat pulang cepat kembali jangan pergi lagi”

Ipod miniku mengalun lagu marcel yang berjudul Firasat.Aku sedang berdiri di dalam lift saat itu menuju ke lantai bawah.Samar-samar ku dengar suara Hari,teman rico.Ternyata dia berdiri di depanku,dan sepertinya dari tadi dia tidak menyadari aku berada di lift ini karena aku berdiri tepat dibelakang perempuan yang bertubuh tambun.
Aku menegecilkan volume Mp3 Ipod ku.
“Tadi aku ketemu pacarnya rico.Cantik banget,manager pula.Ahh,pantes tuh anak jadi sombong sekarang.Yah wajarlah dia kan kuliah di luar negeri pula sekarang.Mana mau di kumpul dan kenal kita lagi”
Sesak rasanya dadaku.Rico,pacarku yang aku banggakan mempunyai sifat yang sombong.Padahal,aku sebagai pacarnya selalu mengingatkan kepada dia untuk tidak berubah,untuk tetap menjadi rico walaupun sekarang dia akan menuju ke arah sukses,bahkan akan lebih sukses dibandng aku.
**
“Aku pengen putus sama rico” Ujarku pada satria.
“Hah,gilaaa..Lo kenapa si ken.kesambet..”Satria tidak percaya mendengar perkataan ku.
“Sat,rico pantas dapat cewek yang lebih muda,yang lebih cantik,yang lebih baik daripada aku.”
Satria tersenyum sinis mendengar perkataan ku.
“Dari awal juga aku sudah berfikir kalau dia ga cocok sama aku sat,aku pengen dapet suami yang biasa-biasa aja”
“Ken,kalau kamu pengen nya gitu,terserah kamu deh.Aku ga mau tau lagi tentang kaian berdua.”Satria seperti tidak menerima alasan ku ini.
“Sat,kamu harus ngerti.Ga mudah menyatukan kutub magnet yang berlawanan arah..”

“Tapi,magnet utara dan selatan tetep nempel kan?Udah deh ken,ga usah pake alasan make magnet.LO tuh bukan anak sekolah yang belajar  IPA.Berfikir realistis aja”
Satria meninggalkan ku.Sementara aku tertunduk di meja kerja sendiri.

**
Beberapa hari satria tidak menyapaku.Aku benar-benar merasa asing berada di ruangan yang sama namun tak saling sapa.
“Mbak niken lagi berantem sama mas satria ya?” Seorang ofice boy bertanya padaku saat menaruh teh hangat di mejaku.
Satria berdiri dan keluar dari ruangan.Aku berlari mengikutinya.
‘Sat tunggu..!!” Satria tidak menghiraukan panggilan ku.
Namun mendadak aku terjatuh karena lantai yang baru di pel dan sangat licin.
“Awwww,aduuhh...!!!!”
Satria menengok ke arahku.
“Lo ga papa ken?” Dia mendekat ke arahku dan mencoba membantu aku berdiri.
Terasa kaki ku sakit dan sepertinya terkilir.
“Lo tuh yah.Kebiasaan deh.Sakit kan kakinya..”Satria langsung menggendongku menuju ruangan kantor.
Kami berdua kembali berpapasan dengan Ofice boy tadi.
“Waah adegan sinetron banget mas”
Kami berdua tidak menghiraukan ucapan oficeboy itu.
Satria mendudukkan aku di kursi kerjaku.Dia menguruti kakiku
“Ntar,lo pulang sama guwe aja” Ujarnya.
“Sat,Maafin guwe ya?”
Kita sama-sama terdiam.Terasa hembusan nafas kita yang hangat,karena tanpa di duga.Bibir satria mendekat ke arah bibirku.Dan kita benar-benar berciuman walau hanya berapa detik.
“Maaf ken.Maaf..”
Aku dan satria benar-benar gugup.Jnatungku berdetak dengan sangat kencang.Aku tahu kalau ciuman satria bukanlah ciuman biasa ataupun ciuman nafsu.Bahkan,ciuman ini berbeda dari ciuman rico ataupun laki-laki lain yng pernah menciumku.
“Ken,Guwe sebenarnya sayang sama elo.Dan guwe juga sayang sama adek guwe.Guwe tahu kalian berdua sama-sama saling mencinta.Maka,guwe ga mau ngeliat elo ataupun rico sedih” Satria menggenggam tanganku.Ada suatu keharusan yang membuat aku membalas genggaman tangan nya.
“Ken,guwe mohon.Lo pikirin lagi tentang hubungan lo sama rico.Guwe ga pengen kalian putus”

Aku menarik napas dan mencoba menjawab dengan tegar.
“Tapi sat,rico ga bisa berbuat seenaknya sama orang lain.Aku ga suka sama sikap rico.”
“Karena rico bangga dengan kamu,dengan masa depan dia yang lebih baik dari teman-teman nya.Itu wajar ken.Rico susah untuk mendapatkan semua itu.Di saat teman-teman nya menikmati kebahgiaan masa mudanya.Rico mencoba untuk memikirkan masa depan nya.Di saat teman-teman nya bisa tahu film apa yang paling bagus untuk di tonton di bioskop,rico malah berkutat dengan buku ekonominya.Wajar ken,kalau sekarang rico ingin menunjukkan kepada teman-teman nya kalau usaha dia selama ini ga sia-sia”Ujar satria.
“Tapi,ga seharusnya rico sombong kan?” Ujarku.
“Itu menurut pendapat orang lain kan.Tidak semua pendapat orang itu sama.Ken,rico perlu perempuan yang mendampingi hidupnya seperti elo.Karena elo sayang sama dia tulus.Sebelum rico bisa nerima beasiswa S2 dan tawaran-tawaran kerja di perusahaan asing yang sudah menunggunya” Satria menatap ku.Kulihat guratan senyumnya seperti guratan senyum rico.
“Elo cinta rico kan?”Tanya satria.
Aku mengangguk.
Satria mengecup keningku.
“Aku titip rico ken.Bulan depan rico pulang.Dia memilih untuk kerja di perusahaan asing dibanding kuliah di amerika.Dan aku lebih ingin pindah dari kehidupan kalian”.
“Maksud nya..” Aku bingung dan sangat bingung dengan penjelasan satria.
“Aku sudah meminta untuk mutasi ke nusa tenggara timur.Pulau Rote.Aku akan kesana ken.Aku titip rico.Aku tahu kalian pasti bahagia.”
Satria menutup mulutku dengan jari telunjuk nya saat aku ingin bicara.
“Kamu cek email yah.Ada pesan dari rico buat kamu”
**
Bulan ini Bulan juga genap separuhnya terlewati.
Namun kesabaranku nampaknya perlahan hilang karena sepi.
Ah,nampaknya kurang banyak aku menasehati diri sendiri Agar mempunyai sabar yang abadi.
Aku kembali memimpikan mu semalam.
Seperti biasa kamu hilang kembali karena pagi harus datang.
Waktu ini kurang ajar sekali,semakin aku tak sabar semakin lambat ia berputar.
Kutambahkan sabarku secuil lagi
Sebelum nanti mata kita bertemu dalam debar.

^^ Dari kekasihmu yang selalu kamu ingat semestinya (Rico)

Air mata pun menetes di pipiku.Aku menyesal dengan kebodohan ku kemarin.

“Kalau mengingatmu adalah dosa.Aku pasti telah menjadi penghuni neraka.Cepat pulang sayang,rindu ini makin tak tenang”

Balasan singkat ku ini,sangat penuh makna bgiku sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar