Jumat, 10 Mei 2013

Cerpen "Separuh Hatiku"



Mataku masih sembab,dan pikiran ku masih kacau.Aku benar benar tidak mengerti dengan perasaan ku saat ini.Diantara rasa yang semestinya harus aku buang jauh-jauh dari duluh,namun rasa yang akhirnya membuat aku terperosok semakin jauh ke sebuah rasa yang benar-benar tidak bisa aku hindari lagi.

Sudah lebih dari 24 jam aku berada dalam kamarku,kamar pribadi ku,tempat dimana aku bisa merasa tenang,bisa membuat aku merasa nyaman.Walau fikiran aku sendiri tidak seperti yang ada saat-saat sebelum 24 jam yang lalu.
Aku tak pernah menyangka,hubungan yang sudah aku pertahankan lebih dari 4 tahun ini menjadi sia –sia.

Yah,hubungan sebatas persahabatan.Persahabatan antara 2 insan,persahabatan antara 2 makhluk yang berlainan jenis.Persahabatan yang membawa aku jatuh,babak belur untuk menyimpan perasaan yang semestinya tidak boleh ada.
Aku tahu,semestinya rasa ini tidak boleh ada.Seperti komitment kita berdua dari awal.Kalau kita hanya berteman,bersahabat,kakak adik.Friend zone.Ahh,terlalu banyak ungkapan untuk kita berdua.

Dan,pada akhirnya ungkapan yang sebenanya hanya ada dalam hati aku yang tersembunyi di dalam rongga rongga kemunafikan.
Aku adalah makhluk yang paling munafik.Yang lebih pandai menutp rasa,rasa sayang dan cinta lebih tepatnya.Rasa untuk seorang Panji.

Aku tidak lupa dengan awal perkenalan aku dan panji.
Saat aku dan panji sama sama menyukai tulis menulis.Panji si penyair yang banyak menuliskan perasaan nya lewat sajak an puisi-puisi di blogger,twitter,bahkan dia sudah menerbitkan sebuah kumpulan puisi dan sajaknya.
Dan aku,penyuka tulisan fiksi,dan lebih menyukai menulis cerpen juga cerbung.
Kami berkenalan dalam suatu komunitas di dunia maya,komunitas pencinta tulis menulis dan penikmat tulisan fiksi.
Kami berdua makin akrab,bukan hanya karena panji dan aku adalah seorang penulis,tapi lebih dari itu.
Tuhan ternyata memberikan banyak kesamaan untuk kami berdua.Mulai dari warna “Putih-hitam,warna kesukaan kami berdua”.
Pencinta alunan music jazz,dan kami sama sama menggemari makanan pedas dan asam,lebih tepatnya rujak.
Aku dan panji di awal pertemuan sama sama punya kekasih.
Kekasih panji adalah wanita cantik,berkerudung,dan sangat anggun.
Dan kekasih aku adalah pria baik,tampan,dan sangat mempesona di mata aku.
Bahkan sebenarnya aku dan panji memang orang yang paling beruntung mempunyai malaikat malaikat sendiri di samping kami.

Namun,takdir berkata lain.
2 tahun pertemanan kami yang di awali dengan kebersamaan,ternyata membuat kami saling jatuh cinta.Panji juga seperti itu.
Aku tahu,walau dia tidak pernah mengatakan nya secara lansung.Aku tahu bagaimana tatapan dia kepadaku,bagaimana kekhawatiran dia,saat aku terkadang sengaja atau tidak sengaja menghilang.
Dan,akhirnya kejadian yang paling gila pun terjadi.
Saat di mana aku semestinya tidak perlu menggunakan rasa dengan panji.
Saat di perkemahan panji mencium bibirku.Panji adalah orang yang kedua setelah kekasih ku yang mencium bibir ku.
Sejak kejadian itu,panji semakin jauh dengan ku,entahlah...Mungkin saat itu dia merasa malu atau mungkin dia merasa muak dengan ku,yang mudah saja menyerahkan bibirku di cium bukan oleh kekasih nya.

Dan,akhirnya di tahun ketiga.
Panji benar benar jauh dengan ku.Mungin karena rutinitas nya atau dia sengaja menjauhiku,atau bisa jadi di sedang ingin memberikan waktu banyak untuk kekasih nya.
“Ren,lo tahu ga kalau panji ternyata mau menikah?”
Itu pertama kali nya kabar yang aku dapat dari seorang teman ku.
Aku tidak menjawab apapun,sesak rasanya di dadaku mendengar kabar yang sebenarnya tidak ingin aku dengar.

Kabar itu makin lama makin tidak terdengar lagi.
Entah pernikahan nya jadi atau tidak,aku tidak pernah peduli tentang itu.

**
 
Di tahun ke empat.
Ternyata rasa itu masih ada.
Rasa yang sudah aku buang buang ternyata masih tetap berlaku di hatiku.
Hubungan aku dengan kekasih ku yang sebenarnya baik baik saja,malah membuat aku jenuh.Hubungan lurus yang aku jalani membuat aku merasa ingin berakhir saja.Aku merasa tidak punya tantangan.
Dan benar kata sebuah ungkpan “Jika yang kita dapatkan itu dengan cara mudah,kita akan mudah juga melepaskan nya..Sebaliknya,jika yang kita dapatkan itu secara sulit,dan banyak tentangan nya,kita akan sulit buat melepaskan nya......”

Tanpa ada alasan yang jelas,aku memilih meutuskan hubungan ku dengan kekasihku.Berkali-kali dia meminta penjelasan kepadaku,aku selalu memberi alasan yang tidak penah tepat atau masuk akal.

“Bagaimanapun juga,aku akan tetap menunggu kamu ren...’’itu kata –kata adit yang terakhir sebelum meninggalkan aku sendirian.

‘’Kamu gila ren,adit itu laki-laki sempurna,kamu belum tentu bisa mendapatkan laki-laki yang seperti adit lagi..”
Hati aku mulai mengeluarkan ungkapan-ungkapan sendiri.
‘’Apa yang kamu cari ren?panji....dimana dia?mungkin sekarang dia sedang bahagia dengan keluarga baru nya...”
“Kamu bodoh ren,bodoh..”
“Kamu jahat ren..”

Aku mulai menjerit histeris,sepertinya aku benar benar gila.....

Aku terbangun dari tidur,entah sudah berapa lama aku tertidur.
Dan ternyata aku berada di bangsal rumah sakit.Bau obat-obatan mulai tercium,dan menimbulkan rasa ingin muntah.

“Kamu sudah sadar ren..”Adit berada di samping ku.
Aku baru tahu,ternyata aku pingsan di kamarku,dan ibu kost ku segera mengabari adit.Jadi,aditlah yang menunggu aku di sini.

“Kamu kangen panji ren..”adit menatap mataku.
Kulihat tatapan matanya memberi isyarat sebuah pertanyaan.Aku tak berani menjawab apapun.
“Maafin aku ren..Aku yang salah..”
Aku menatap adit,air mata menetes di pipinya.Ini pertama kali nya aku melihat adit menangis.
4 tahun kebersamaan kami,namun adit tak pernah lemah seperti hari ini.
Wajah nya yang ceria setiap bertemu aku,berubah menjadi rasa bersalah.
Adit tak pernah seperti ini,bahkan saat aku memutuskan untuk berpisah pun,tak ada riak-riak kesedihan dari nya,walau aku tahu dari hatinya ada rasa kecewa saat itu juga.

“Aku yang sudah menyuruh panji menjauhi kamu..Saat camping di perkemahan itu, aku melihat kalian berdua,dan aku lihat kemesraan di antara kalian berdua..Aku tidak ingin kehilangan kamu ren......”

Ucapan adit membuat aku merasa marah saat itu.
Namun,aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“Tolong,,tinggalin aku sendiri dit..”
Adit segera keluar dari bangsal yang aku tempati.

Sejak saat itu,adit tak pernah datang lagi menjenguk ku.Aku hanya menerima beberapa buah-buahan yang di kirim dari dia.
Bunga mawar putih kesukaan aku dan dia.

Dokter bilang keadaan ku sudah pulih.
Ibu kost yang menjemputku pulang.Aku sengaja tidak mengabari keluargaku tentang keadaan ku ini.Aku tidak ingin mengkhawatirkan keluarga ku.
Sesampai di tempat kost ku,Aku bertemu dengan dini kekasih panji.
Dia memeluk ku,aku hanya terpaku dan terdiam.
“Panji menitipkan ini untuku ren...”
Aku menerima sebuah sapu tangan.Aku ingat itu memang sapu tangan ku.

“Panji mana..”
Dini tidak menjawab pertanyaan ku.

“Panji mana din,mana dia...kalian memang sudah menikah,tapi aku boleh kan bertemu dia sekali aja..”

“Ren,maafin aku...”
“Aku tidak pernah menikah dengan panji,kami memang berencan untuk menikah setahun yang lalu.Namun,panji ternyata mencintaimu ren...Aku..aku memaksa dia untuk tidak mengejarmu,karena aku terlalu cinta dengan panji...dan....”Dini diam tak menerukan ucapan nya.
Aku menggeleng tidak percaya....
“Dan kenapa?kenapa?”

Dini memeluk ku.
“Panji bunuh diri ren....”

Aku menjatuhkan tubuhku ke lantai,sapu tangan ku yang baru aku terima dari dini pun melayang entah kemana.
Air mata mulai menetes di pipi ku.
Entahlah saat ini aku ingin menyusul panji rasanya.
**
Aku mengusap-usap bantal ku.
Bantal yang basah karena air mataku.

Aku tahu sudah hapir 3 jam mungkin adit di kamarku.Kami tidak saling bicara sepatah kata pun.
“Kamu cinta aku dit...”Aku mulai mengucapkan perkataan tanpa melihat ke arah nya.
“Lebih dari sekedar cinta ren...”Jawban singkat yang membuat aku menegok ke arah nya.
“Seandainya aku hanya bisa memberi separuh hati ku buat kamu,apa kamu masih mau mencintai ku..”Ucapku.
“ren,tuhan memberi kita sepasang mata,sepasang kaki,sepasang tangan,tapi tuhan memang memberi kita 1 hati bukan sepasang...Kamu memberi aku separuh hati dan separuh lagi untuk panji kan..Aku bisa menerima nya ren..asal kamu membagi nya rata..”
Adit memegang jari tangan ku dan megepalnya.
Aku menatap nya,kali ini aku benar benar merasa tenang,seperti saat pertama kali kami saling jatuh cinta.
“kamu maafin aku kan ren..?”
Aku mengangguk.
Aku tahu,seandainya aku berada di posisi adit atau dini.
Aku akan memepertahan kan apa yang memang aku ingi pertahan kan.
Cinta aku,kekasih aku....
Dan panji,dia bukanlah orang yang pengecut.
Tapi,mungkin panji terlalu mendalami sebuah syair atau cerita fiksi nya.
Cerita fiksi yang semestinya hanya menjadin sebuah cerita fiksi.
Di mana di dunia nyata,cerita fiksi hanyalah ilusi semata dari pengarang nya.

Aku menikah dengan adit.
Dan kami sering datang ke pemakaman panji.
Kami tahu,panji bisa melihat kami berdua.
Aku meberi nama jagoan pertama ku “Panji”.Adit tak pernah merasa keberatan.Bahkan mungkin separuh hatiku buat panji jagoan ku.
Dan separuh lagi,buat adit suami ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar