JUDUL
BUKU : SASHENKA
PENULIS : SIMON MONTEFIORE
PENERBIT : alvabet ww.alvabet.com
TEBAL HALAMAN :
635 halamanPENULIS : SIMON MONTEFIORE
PENERBIT : alvabet ww.alvabet.com
TEBAL HALAMAN :
**
Terilhami
kisah nyata,sejarawan Simon Montefioure kisah epik Sashenka Zeitilin dalam
novel yang amat memukau ini.
Sashenka Zeitilin adalah bangsawan Yahudi Rusia yang tertangkap dalam kisah asmara revolusi dan kemudian dihancurkan oleh polisi rahasia Stalin.Sebelum itu,setahun menjelang Revolusi Bolshevik pecah pada 1917,Sashenka-kala itu masih remaja berusia 16 tahun-ditangkap polisi rahasia Tsar yang telah mengendus kegiatan subversifnya.
Sashenka Zeitilin adalah bangsawan Yahudi Rusia yang tertangkap dalam kisah asmara revolusi dan kemudian dihancurkan oleh polisi rahasia Stalin.Sebelum itu,setahun menjelang Revolusi Bolshevik pecah pada 1917,Sashenka-kala itu masih remaja berusia 16 tahun-ditangkap polisi rahasia Tsar yang telah mengendus kegiatan subversifnya.
Bagian
awal novel ini,ber-setting
St.Petersburg 1916,menggambarkan bagaimana Sashenka,di bawah asuhan paman
Bolsheviknya,menjadi seorang revolusioner idealis yang naif,yang terpesona
dengan perannya sebagai kurir gerakan bawah tanah dan menolak latar belakang
borjuisnya.
Cerita bergulir ke moskow tahun 1939,ketika Sashenka dan suaminya,seorang pejabat partai,berada dibawah keuksesan dalam lingkaran politik.Hubungan asmara Sashenka dengan seorang penulis membuat dia ditangkap dan menghadapi tuntutan dalam penggambaran yang hidup penyiksaan psikologis dan fisik,Sashenka dipaksa memilih antara keluarganya,kekasihnya,dan perjuangannya.....
Cerita bergulir ke moskow tahun 1939,ketika Sashenka dan suaminya,seorang pejabat partai,berada dibawah keuksesan dalam lingkaran politik.Hubungan asmara Sashenka dengan seorang penulis membuat dia ditangkap dan menghadapi tuntutan dalam penggambaran yang hidup penyiksaan psikologis dan fisik,Sashenka dipaksa memilih antara keluarganya,kekasihnya,dan perjuangannya.....
Kisah
ini sungguh kompleks,dan kehidupan tokohnya gamblang didepan latar belakang
yang seolah nyata.Kisah Sashenka tersembunyi selama setengah abad lebih hingga
seorang sejarawan muda berhasil menelusuri arsip pribadi Stalin dan menemukan
hikayat menggugah tentang hasrta dan pengkhianatan,kekejaman dan
heroisme,sejarah dan penyelamatan: perihal seorang perempuan yang terpaksa
mengambil pilihan sulit.
***
CATATAN TNTANG NAMA DAN BAHASA
Tempat-tempat di Rusia
cendrung mengubah namanya sesuai dengan perkembangan sejarah.St Petersburg
didirikan oleh Peter Yang Agung pada 1703 dan dikenal seperti itu hingga tahun
1914,Ketika Nicholas II mengubah pengucapan jerman kota itu menjadi
Petograd,”Kota Peter”.Pada 1924,keluarga Bolsevick mengubah namanya menjadi
Leningrad.Pada 1991,nama kota itu diubah lagi menjadi St Petersburg.Tiflis
dikenal dengan Tbilis,ibu kota Georgia merdeka.
Para penguasa Rusia
disebut Tsar,meski pada 1721 Peter Yang Agung mengumumkan dirinya sebagai
kaisar dan sejak saat itu keluarga Romanov dikenal sebagai Tsar dan Kaisar.
Orang Rusia menggunakan
tiga nama dalam konteks formal: nama depan,patronimik atau nama yang hampir
sama dengan nama ayah (Yang berarti anak lelaki/anak perempuan dari) dan nama
keluarga.Jadi,nama resmi Sashenka adalah Alexandra Samuilovna Zeitilin dan nama
Vanya adalah Ivan Nikolaievich Palitsyn.Namun,orang-orang rusia (dan
orang-orang Georgia) biasanya juga menggunakan nama kecil sebagai nama
panggilan : Sashenka adalah nama kecil Alexandra dan Vanya adalah nama kecil
ivan,dan lain sebagainya.
Di dalam batas
penampungan,orang-orang Yahudi berbicara bahasa Yiddi sebagai bahasa daerah
merdeka,berdoa dalam bahasa Yiddi dan
menggunakan bahasa Rusia untuk surat-menyurat.Bahasa orang-orang Georgia sangat
berbeda dengan orang-orang Rusia dan memiliki abjad dan kesusastraan sendiri.
Menurut
saya novel ini sungguh bagus dibaca,khususnya oleh para sejarawan dunia,dan
buku ini juga Bestseller International yang telah diterjemahkan kedalam 26
bahasa.
“Sangat
memikat.Sashenka adalah cerita
detektif sejarah dengan sentuhan epik film Hollywood.”
_ Malina Watrous,Washington Post
_ Malina Watrous,Washington Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar