Tulisan ini di buat untuk mengikuti kompetisi menulis
#CintaDalamKardus yang diadakan oleh @_PlotPoint.
Sampai tanggal 30 juni 2013.
Nama penulis :Putri Utami .S.
Username twitter :@Put3Rena_Grasti
EMAIL :Putrie_Filand@Yahoo.co.id
Kardus cinta dan kenangan indah masa SMP
Aku
tak bisa menghitung berapa kali aku jatuh cinta,berapa kali aku patah
hati,berapa kali aku berpacaran,berapa kali akhirnya hubungan ku putus di
tengah jalan karena bosan,muak dengan kebohongan ataupun perselingkuhan.
Aku masih tersenyum simpul menatap
layar laptop ku.Tak kusangka sudah hampir 2 jam aku chatting dengan
seseorang.Seseorang yang telah lama berpisah denganku,tanpa ku sangka aku
bertemu lagi dengan nya di dunia maya.
“Put....kamu
masih di situ kan?” Layar chatting kembali memberi pesan.
Aku kembali mengetik tuts-tusts keyboard huruf-huruf ,dan mulai mengobrol
dengan nya.
“
jadi benar kalau kamu sampai sekarang ini belum punya pacar?”
Pertanyaan yang membuat ku bingung untuk membalas pesan nya ini.Haruskah aku
jujur padanya,kalau sebenarnya baru saja aku putus dengan seseorang.
Aku ragu untuk bicara jujur dengan nya saat ini,Karena ini kali pertama nya aku
mengobrol lagi dengan nya.Aku yakin,dia bukanlah seperti dia yang aku kenal
duluh.Dia bukanlah bocah SMP yang duluh pernah berpacaran dengan aku.
Tiba-tiba laptop ku mati.Aku baru sadar,kalau
charger laptop ku tertinggal di kantor.
Tak lama,ponsel ku berdering.Terlihat di layar nomer baru.Aku ragu untuk
mengangkat,tapi tangan ku malah menekan tombol yes.
“Hey....kok
mati sih?” Terdengar suara pria di ujung sana.
“Hallo puteri salju,masih di situ kah
dirimu?”
Dan aku baru sadar kalau itu pasti dia,Adit.Dan baru
aku ingat,kalau aku tadi memberikan no ponsel ku dengan nya waktu chatting.
“Oh sorry dit...Tadi laptopku low
bath,Dan chargerku tertinggal di kantor”Jawabku.
“Aku
masih butuh jawaban kamu tadi kok....”tanyanya
“Yang mana?” ujarku pura-pura tak
paham maksudnya.
“Yang
tadi,yang kamu bilang kalau kamu belum punya pacar lagi..Apa memang kamu masih
mencari sosok seperti aku?” Ujarnya.
Pertanyaan dia seperti mematikan persendian ku hari
ini.Aku bingung untuk menjawab “Ya atau tidak”
Diantara jawaban “Ya atau tidak aku nanti” Pasti akan ada pertanyaan baru dari
dia.Dan aku memang sedang tidak ingin membahas apapun yang menyangkut soal hati
aku saat ini.
**
Pertemuan
aku dengan adit di dunia maya membuat aku kembali mengingat semua
rekaman-rekaman masa laluku.
Aku dan adit sekolah di sekolah menengah pertama yang terkenal di kota ku.Kami
berasal dari keluarga yang berbeda.
Adit adalah anak dari keluarga yang mapan dan lebih dari berkecukupan.Sedangkan
aku adalah anak dari keluarga yang biasa saja.
Adit terlahir sebagai anak yang beruntung.Dengan
wajah yang tampan,kulit putih,dan kecerdasan yang sedikit menonjol.Dia aktif di
kegiatan sekolah seperti basket juga
organisasi siswa intrasekolah.
Sedangkan aku.
Aku tak pernah aktif dalam kegiatan sekolah apapun.Aku hanya aktif menyendiri
di sebuah perpustakaan.Membaca ekslopedia,cerita rakyat.
Selain itu,aku hanya bergaul dengan anak-anak yang dari golongan biasa
saja,sama seperti aku.
Aku pernah 1 tahun sekelas dengan adit di kelas 1.
Setahun di kelas yang sama,namun kami sama sekali tak pernah menyapa.Aku memang
sesekali memperhatikan dia.Dia yang lebih suka bergabung dengan teman-teman
nya.Dia yang lebih suka berdiri di depan pintu masuk kelas,dan membuat aku
segan untuk keluar kelas.
Sampai akhir kami naik ke kelas dua,dan tidak
sekelas lagi.Membuat aku pun jarang bertemu dengan dia.Kadang-kadang kami
bertemu saat istirahat sekolah.Namun,saat berpapasan pun dia tak pernah melihat
ku.Jangan kan menyapa,senyum pun tidak.
Bahkan pernah sekali,adit satu angkutan umum dengan ku,saat itu mungkin
supirnya telat menjemputnya.Duduk bersebelahan dengan nya membuat jantungku
berdegup kencang.Aku ingin sekali menyapanya saat itu,Namun saat kulirik dia
sepertinya adit memang terlahir bukan untuk menjadi teman ku.
Hari berganti hari,namu adit tetaplah adit.Aku tak
pernah punya kesempatan untuk bisa jadi teman nya.
Namun,ternyata di kelas 3.Tuhan berkata lain.
“Bisa
nulis arab ga?” Aku benar-benar terkejut saat aku lihat
adit sudah berdiri di depan mejaku.
Dan untuk pertama kali nya dia berbicara kepadaku.Aku bingung untuk mengucap
kata “iya”saat itu.Jantungku seperti nya berhenti sejenak saat itu.
Aku menatapnya,Dan akhirnya hanya sebuah anggukan yang aku lakukan untuk
menjawab nya.
Dan untuk pertama kalinya,aku melihat adit tersenyum kepadaku.Seperti mimpi
namun nyata,Aliran darahku pun berhenti sejenak.Aku seperti mati mendadak saat
itu.
“Nanti pas istirahat aku ambil ya....”Ujarnya
dan meninggalkan kelasku.
Sebelum bel berbunyi,Tugas adit pun selesai.Aku lega
menatap buku nya.Dan tertera lah nama “Aditya wahyu”.
Masih dengan rasa tak percaya,hari ini,di kelas ini,sebelum pukul 07.00 seorang
adit menyapa puteri.
Masih dengan lamunan yang membuat aku melayang ke sebuah khyalan indah.Bahagia
layaknya anak kecil yang mendapat kado terindah di hari ulang tahun nya.
Aku keluar kelas saat istirahat.Namu di depan pintu
adit sudah menunggu ku.
“Sudah selesai...?”Tanyanya.
Aku segera kembali ke bangku ku dan mengambil buku adit yang aku taruh di bawah
meja.
Dia memeriksa buku nya dan tersenyum.”Makasih
ya...”
Dia mengeluarkan uang dari saku nya,dan memberikan kepadaku,namun aku
menolaknya “Aku ikhlas kok ngerjain nya”
Dia menatap ku bingung.Dan untuk pertama kali nya juga aku menggenggam telapak
tangan nya.
Setelah kejadian hari itu.Sikap adit padaku jadi
sedikit berubah.Dia sering senyum jika melihat ku walau berada jauh dari
dia.Bahkan pernah saat aku mengantri di kantin.Dia membelikan ku roti dan
minuman dingin.”Ambil aja..Aku ikhlas
kok” ujarnya seperti mengulang kembali perkataan ku saat di kelas waktu itu.
Keakraban ku dan adit pun makin membaik.Dia sering
memintaku mengerjakan tugasnya menulis arab.Aku jadi paham perkataan “TIDAK ADA
MANUSIA YANG SEMPURNA”.Seperti hal nya adit.Dia memang jago dalam semua mata
pelajaran,tapi tidak di pelajaran agama.
Dan kejadian menyedihkan pun terjadi.Aku memang
phobia dengan unggas,dan apapun mengenai unggas.Aku juga alergi terhadap bulu
unggas.Termasuk kemoceng atau bulu ayam.Ini membuat kegemaran teman-temanku
yang senang mengusilin ku.Mereka membully ku,manakut-nakuti ku,dan membuat aku
menjadi takut untuk ke sekolah.Mereka menganggap ketakutan ku akan unggas
sebagai lelucon.Padahal keisengan mereka membuat dampak psikologis yang buruk
terhadapku.
Aku menjerit histeris,saat ku temukan banyak bulu
kemoceng yang ada di buku pelajaran ku.Bahkan di tasku pun penuh bulu-bulu yang
entah dari mana mereka dapatkan setelah kemoceng di kelas ku gundul karena
habis untuk menerorku.
Di kerah bajuku pun mereka selipkan bulu-bulu itu tanpa aku sadari.
Dan yang lebih ekstrim lagi,aku menjerit saat pelajaran matematika karena teman
ku yang berada di belakang bangku ku dengan sengaja menyenggolkan kakiku
sehelai bulu ayam jago yang panjang dan membuat ku sangat ketakutan.
Kejadian itu membuat aku di hukum oleh guru matematika ku.
Aku berdiri di luar kelas, depan kelas nya
adit.Karena guru matematika ku menghukum ku untuk tidak mengikuti pelajaran nya
pada hari itu.Badanku lemas dan mataku sembab.Aku sudah ingin berhenti saja
dari sekolah ku kalau tidak ingat ini adalah tahun terakhir aku berada di
sekolah ini.Karena tahun depan,aku akan masuk sekolah menengah umum.
Aku melihat ke arah kelas adit.Kelas
unggulan,tempatnya anak-anak pintar sedang sibuk memperhatikan papan tulis dan
guru yang sedang menerangkan pelajaran.Dan ternyata adit melihat ke arah ku.Dia
melihat ku dengan bingung,karena aku duduk di dekat pintu kelasnya sendirian ,saat
semua siswa sedang belajar aktif,dan mungkin juga dia melihat kesedihan dari
mataku.Entahlah hari itu tatapan mata adit kepadaku membuat aku sedikit tenang.
Ternyata hukuman kepadaku itu,tidak membuat
teman-teman ku iba.Mereka makin asyik membully ku.Mungkin bagi mereka aku
adalah gadis cengeng yang bisa di jadikan boneka mainan untuk mereka.Bahkan tak
hanya bulu ayam yang mereka jadikan alat untuk membuat si boneka hidup ini
menangis.Tapi,seorang anak culun bernama Nova,mereka jadikan guyonan untuk di
jodohkan kepadaku.
Aku merasa sangat tersiksa di kelas 3 ini.Mereka anak-anak orang kaya,dan juga
teman-teman nya adit adalah anak-anak sombong yang punya hobby jahat.
Tak ada yang berani melawan keusilan mereka kepadaku.
Aku keluar kelas dengan perasaan sangat sakit.Teman
sebangku susi membantu ku membersihkan bulu-bulu ayam di tas ku.
“Ini masih ada di leher kamu...” Adit
mengambil sehelai bulu yang menempel di kerah bajuku.Aku membalik-balikkan
tubuhku.Dan adit berusaha juga untuk menceck apakah masih ada bulu yang
menempel di tubuhku.
“Makasih
ya...”ujarku.
“Mestinya kamu jangan terlihat takut kaya
gini,mereka jadi semakin berani ngerjain kamu...” Adit melihat ke
arahku,kemudian membantu memasukkan buku-buku ke tas ku.
Adit meninggal kan ku dan susi sambil memegang bahu ku.
“Udah jangan sedih..”ucapnya dan
berlalu.
~`````~
Esoknya seperti biasa,kejadian itu pun terus
terulang.Namun adit yang biasanya cuek selalu membantu ku membersihkan buku-buku
ku dari bulu.
Bahkan,kali ini adit mengajak ku pulang bareng.
“Pulangnya bareng ya put...”Ujarnya
selesai memasukkan buku ku ke tas.
~’’~
Rasa tak percaya dan di luar dugaan ku.Akhirnya aku
dan adit semakin berteman dekat.Bukan hanya itu,kami sudah seperti sepasang
merpati yang tidak terpisahkan.
Namun yang aku sesalkan,Mengapa kebersamaan kami terjadi saat kami menginjak di
kelas 3.Saat di mana kebersamaan kami hanya akan di hitung dengan bulan.
Dan kejadian yang paling aku takutkan pun terjadi.
Pengumuman kelulusan pun terpampang di mading sekolah.Aku dan adit pun
dinyatakan lulus.
“Kita daftar di SMAN2 kan?”Tanya adit
padaku.
“Kita.....itu artinya?”Batinku..Ternyata
adit berniat mendaftarkan dirinya untuk satu sekolah lagi dengan ku,Aku sangat
bahagia saat itu.Tandanya kami berdua tak terpisah.
Tapi,kebahagiaan ku dan harapan ku untuk satu
sekolah dengan adit pun runtuh.Kecerdasan IQ aku tak sebanding dengan adit.
“Kita
langsung ke sekolah lain”ujar ayah langsung melipat map yang
berisi ijazah dan Nem ku juga selembar surat yang menyatakan kalau aku tidak
diterima di SMAN2.
Tanpa sempat bertemu dengan adit,aku langsung megikuti ayah pergi dari sekolah
itu dan mencari sekolah swasta yang bisa menerima aku.
****
“Put....Are
u okay...”Terdengar suara adit ari ponsel ku.Aku langsung
tersadar dari lamunan ku.
“Aku ngantuk dit..Bisa kan lanjut besok
lagi..”Ujarku.
Aku langsung mematikan telepon tanpa mengucap kata lain nya.
Entahlah,saat ini aku ingin tidur dan bermimpi indah.Mungkin bermimpi kembali
ke masa kecilku.Di mana semuanya mudah.
~”~
Aku tahu,tak mudah memang berada di
posisi saat ini.Aku memang bahagia menemukan cinta pertama ku.Seseorang yang
menerima aku apa adanya.Seseorang yang terlalu sempurna menurutku,dengan
tingkah lugu masa kecilku.Namun kenyataan nya.
Hidup tidaklah mudah seperti saat aku masih kecil,saat dimana aku dan adit
hanya memikirkan hari ini dengan segudang PR dan tugas sekolah,dan kejahilan
teman-teman sekelasku yang juga teman adit.
Aku memang takkan pernah menemukan orang lain selain adit.Aku tak bisa
menghitung berapa kali aku jatuh cinta,berapa kali aku patah hati,berapa kali
aku berpacaran,berapa kali akhirnya hubungan ku putus di tengah jalan karena
bosan,muak dengan kebohongan ataupun perselingkuhan.
Tapi,kembali lagi...Kami duluh memang masih terlalu kecil untuk melakukan
kebohongan,perselingkuhan atau merasakan muak juga bosan.
Kami duluh,,Cuma sepasang anak kecil yang merasakan cinta monyet.Cinta yang tak
pernah tahu akan berakhir di pelaminan atau tidak.
~”~
Aku menatap adit saat ini.
Hari ini adalah hari pertemuan kami.Di mana setelah 10 tahun yang lalu kami
berpisah.
“Kamu
tahu put,aku mencoba nyari kabar kamu..tapi ga ada satu pun yang ngasih tahu
aku alamat rumah kamu waktu itu..”adit mulai membuka
pembicaraan di sebuah restoran cepat saji.
“Aku putus asa put,aku ngerasa kamu sudah
bohongi aku.”lanjutnya.
Aku hanya diam.Aku bingung harus berkata apa saat
ini,Aku merasa bersalah sekaligus menyesal.
“Apa aku mesti mengembalikan waktu
dit,agar semuanya bisa kembali seperti semula dit..”
Adit menggeleng mendengar ucapan ku.
“Apa kamu masih cinta aku....”Tanyanya.
Aku langsung mengaihkan pembicaraan ku.
“Aku tidak di terima di SMAN2 dit,aku
depresi dan malu sama diriku juga sama kamu.Aku merasa ga pantas untuk dekat
dengan kamu dit.Kamu dan aku tuh beda.”
“Aku
ga nanya itu....?”Adit kembali menatap mataku.
Tatapan matanya membuat aku tak sanggup berkata.Bagiku,tak ada yang berubah
darinya.Dia tetap seperti adit yang duluh.Walaupun dia bukanlah Adit yang lugu
dengan tampang polos nya namun sedikit sombong.Tapi,matanya dan keningnya yang
datar membuat aku selalu merasa nyaman,terutama saat matanya yang teduh
mentapku dengan penuh tanya.
“Kamu
masih cinta aku kan put.....?”Adit menggenggam tangan
ku.
Aku lansung melepaskan genggaman nya.
“Gimana
dengan sekar..?”
Sekar
adaah nama tunangan adit.Aku tahu sekar dari foto-foto yang adit sebarkan di
akun facebook nya.
“Aku
bisa memutuskan sekar hari ini juga,kalau kamu memang masih menerima aku...”
Aku menggeleng lemah mendengar jawaban adit.Tak
terasa air mata pun menetes.
Aku pernah berada di posisi sekar saat ini.
Saat dimana aku ketahui pacarku dion memutuskan ku,karena dia merasa masih
mencintai mantan istrinya.
Dan hari ini,sekara akan merasakan perasaan sakit hatiku yang pernah aku rasain
dengan dion.
“Aku ga sekejam itu dit...”
Adit kembali ingin mengenggam jemariku,namun aku lansung menjauhkan tangan ku.
“Apa
arti hubungan kamu selama ini dengan sekar.Kalian sudah berpacaran lama
dit,kalian sudah punya komitment,dan kalian sudah terbiasa bersama..Kamu jangan
memakai ego mu,pakai hatimu juga otak mu”
Aku segera mengambil tas ku dan beranjak
meninggalkan adit.
~”~
Taksi membawaku pergi dari tempat
dimana aku dan adit membawa hati kami kembali.Namun aku tahu hati aku juga
mengalir bersama otak ku,dan pikiran ku pasti tahu yang terbaik untuk aku juga
adit.
Aku juga percaya kalau adit akan memakai otak nya dan lebih peka memahami apa
yang baru saja terjadi dengan kami.
Aku lepaskan sim card dari hape ku.Aku ingin kembali
pergi dari kehidupan adit.
Aku juga tak kan aktif lagi di dunia maya.Sampai suasana nya menjadi tenang.
Ku pegang sebuah kardus besar yang adit berikan
padaku tadi.
Beberapa kertas usang dengan puisi indah
nya.Beberapa amplop surat yang tidak pernah terkirim ke rumah ku.Boneka beruang
yang aku inginkan saat aku berulang tahun yang ke 14.Buku tulis nya,yang semua
nya adalah tulisan arab hasil tangan ku.
Aku menghela napas.Entah kemana kenangan dalam kardus ini akan aku simpan
dengan rapih,serapih cerita cinta kami berdua.